Pemanasan global membuat iklim serta musim tertentu mudah berubah.
Selain itu, faktor eksternal lainnya memicu posisi matahari selalu
bergeser sehingga menyebabkan kondisi pancaroba.
Di Indonesia, sekarang ini sedang mengalami musim kemarau panjang
dengan suhu rata-rata berkisar antara 36 – 39 Derajat Celcius. Namun,
memasuki pertengahan bulan November, sebagian wilayah di Indonesia akan
memasuki musim hujan yang menemukan titik tertingginya di bulan Januari
hingga Februari.
Selain pengaruh kesehatan tubuh, situasi pergantian cuaca juga akan
berdampak pada kesehatan kulit Anda. Paparan sinar matahari, suhu panas
maupun lembap, terpaan angin panas bercampur debu serta polutan dan
bakteri akan menyebabkan permukaan kulit mudah kotor, berminyak, kering
dan iritasi ringan.
Jika terus terjadi, bukan hanya kesehatan lapisan epidermis kulit
yang rusak, tapi juga lapisan kedua kulit yang berpengaruh pada
keseluruhan kondisi kulit Anda. Dermatologis sekaligus penulis buku Skin
Rules, Dr. Debra Jaliman mengatakan bahwa perubahan musim maupun cuaca berkaitan dengan perubahan kulit
juga.
“Sangat penting untuk mengubah jenis pembersih wajah yang berbeda
saat musim panas menuju hujan. Contohnya adalah pengelupasan dan
pergantian kulit. Hindari kandungan bahan glycolic atau asam salicylic
yang membuat kulit semakin kering,” jelas Debra.
Lebih lanjut, Debra menganjurkan tindakan preventif lewat adaptasi
yang bisa mengurangi gejala perubahan kulit. Anda pun bisa menambahkan
lebih banyak pelembap yang disertai perubahan serum dari jenis lotion ke
krim. Lakukan hal yang serupa dengan tabir surya serta produk anti
penuaan milik Anda.
Perubahan musim biasanya berujung pada fase tingkat kecerahan kulit
seperti halnya warna dan tekstur pelembap untuk musim panas yang memicu
kulit mudah berkeringat dan menguap. Pastikan produk kecantikan khusus
malam hari Anda mengandung bahan anti dehidrasi.
“Ketika cuaca berubah kulit akan merespon dengan penurunan kadar air
kulit yang berujung pada kekeringan, pecah-pecah serta kemerahan.
Kembalikan kondisi ini lewat olesan tabir surya atau produk lain yang
mengandung retinol pada malam hari. Produk terbaik yang juga mengandung
asam hialuronat," saran Debra.
Jika tindakan ini tak cukup, gunakan niacin demi memperbaik tekstur,
kontur serta warna kulit dari kerusakan. Produk tabir surya dengan
tingkatan SPF atau Sun Protection Factor 30 mampu melindungi kulit dari
sinar UVA/UVB, seperti halnya zinc oxide, titanium dioxide, dan mexoryl.
Debra pun merekomendasikan alternatif solusi selain penggunaan produk
seperti metode laser, IPL (Intense Pul Pulsed Light), peeling atau
mikrodermabrasi yang memberi hasil lebih maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar